Rabu, 24 Agustus 2016

Time Still Time (Titik Akhir SMA)

Waktu selalu jadi bagian yang sedikit sensitive, banyak orang yang menjadikan waktu sebagai alasan. Tidak ada waktu, harus ini, harus itu kemudian membatalkan. Iyups, waktu itu seperti angin, berlalu namun kita tidak pernah tahu seperti apa wujudnya, yang kita tahu waktu itu dihitung dalam menit, detik, jam. Namun, bentuk waktu? Mungkin hanya sedikit orang yang berpikir tentang wujud waktu, mereka hanya  berpikir bagaimana menjalani waktu yang mereka miliki.

Kita bisa saja berada di satu titik saat ini, dengan segala usaha, proses dan tekanan, namun ketika kita berada dalam titik klimaks usaha yang disebut
berhasil semua seperti tidak pernah terjadi. Ya, waktu bahkan bisa terasa begitu dekat. Lalu untuk apa membuang-buang waktu? Jika mereka begitu cepat berlalu, jika mereka pasti berlalu? Jika kita menyadari semuanya, menyadari bahwa setiap menit, bahkan detik sangat berharga, mungkin tidak ada orang-orang yang menghabiskan waktu dengan hal sia-sia.

Waktu yang paling cepat berlalu adalah di satu tempat, di mana kita biasa bercanda, bercerita, tertawa, menangis, jatuh cinta, patah hati, bahkan hal-hal bodoh lain. Tempat di mana kita mengenal pertemanan, dimana kita mengenal pribadi orang-orang yang berbeda, di mana kita mulai menyadari seberapa keras kehidupan. Sekolah Menengah Atas. Sebuah sekolah yang merupakan lanjutan dari Sekolah menengah pertama.

Entah mengapa, tempat ini begitu berkesan, tidak seperti saat kita berada di Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, atau mungkin Taman Kanak-Kanak. Saat Sekolah Dasar, bukankah kita menjadi anak kecil yang biasa disebut anak ingusan yang memandang hari untuk bermain? Dititik itu kita begitu menikmati waktu yang mengalir, membiarkan detik, menit, bahkan jam mengalir hanya untuk bermain, menangis karena hal sepele, atau bertengkar dengan teman karena hal yang saat ini kita anggap begitu sangat-sangat sederhana.

Saat di Sekolah Menengah Pertama. Wajah lugu, dengan pengetahuan sedikit menjadi diri kita. Saat berada di titik ini, begitu banyak hal baru yang kita kenal, seperti cinta pertama, internet, social media, atau game-game online. Terkadang kita menghabiskan waktu hanya untuk menangisi cinta pertama, atau cinta segitiga yang mematikan semangat, kita terjerumus dalam social media, mulai menjadi anak remaja yang berusaha menjadi kekinian , terjerumus dalam situs-situs di internet yang bertebaran dengan manisnya, bahkan menjadi pecandu game online.

Kita masih menjadi anak SD, yang focus kepada kesenangan sesaat, focus pada apa yang ada di hadapan kita bukan pada apa yang akan terjadi kedepan. Semua berubah disini, di satu tempat yang selalu orang bilang paling berkesan. SMA! Saat di mana tujuan mulai terbentuk, cita-cita berubah-ubah setiap bulan smpai akhirnya berhenti disatu titik yang disebut “Goal”. Mulai berlajar begitu giat, menyesal dengan apa yang kita lakukan di hari-hari lalu, seakan-akan hari begitu pendek. Begitu banyak yang harus di usahakan dengan waktu yang sempit.

Mulai berusaha menjadi orang yang dewasa, mencari tahu tentang apa yang kita inginkan dan apa yang kita butuhkan, bulan-bulan titik akhir perjuangan semakin terasa dekat, ketakutan akan kegagalan berseliweran menghancurkan setiap mimpi. Seakan-akan menjadi titik akhir kehidupan. Kehilangan waktu bermain, kehilangan waktu untuk menjadi manusia yang kekinian. Tak apa, ini proses. Satu tahun menjadi orang yang sunguh-sungguh tentunya akan menjadikan sisa hidup dengan keberhasilan.

Untuk teman- teman yang menjadi teman berjuang dititik ini, terimakasih. Terimakasih sudah memotivasi, terimakasih sudah memberikan pelajaran hidup. Secepatnya kita pasti berpisah, tapi pasti ada waktu dimana kita akan kembali, kembali tersenyum, kembali tertawa dengan segala keberhasilan. Berjuang Bareng yah!

Itulah waktu, saat dirimu tidak punya tujuan,kau  akan membiarkannya mengalir, tanpa mencoba menyentuhnya, mencoba membuat setiap detiknya  berarti. Sampai saat ini, waktu tetap waktu, tidak berwujud, hanya bisa dirasakan kepergiannya , hanya bisa disesali keterbuangannya. Beberapa orang mengatakan yang lalu biarlah berlalu, yup. Seperti waktu pengalaman atau kejadian tidak akan pernah kembali. Namun, satu hal. Tanpa masa lalu tidak akan ada masa depan, karena apa yang kita lakukan saat ini menentukan hidup kita, dua tahun kedepan, tiga tahun kedepan  atau bahkan berpuluh-puluh tahun kedepan.

Jangan biarkan waktu mengantarkan keberhasilanmu, tapi jemputlah setiap mimpi yang selama ini menjadi angan-angan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar