Waktu
selalu jadi bagian yang sedikit sensitive, banyak orang yang menjadikan
waktu sebagai alasan. Tidak ada waktu, harus ini, harus itu kemudian
membatalkan. Iyups, waktu itu seperti angin, berlalu namun kita tidak
pernah tahu seperti apa wujudnya, yang kita tahu waktu itu dihitung
dalam menit, detik, jam. Namun, bentuk waktu? Mungkin hanya sedikit
orang yang berpikir tentang wujud waktu, mereka hanya berpikir
bagaimana menjalani waktu yang mereka miliki.
Kita
bisa saja berada di satu titik saat ini, dengan segala usaha, proses dan
tekanan, namun ketika kita berada dalam titik klimaks usaha yang
disebut
berhasil semua seperti tidak pernah
terjadi. Ya, waktu bahkan bisa terasa begitu dekat. Lalu untuk apa
membuang-buang waktu? Jika mereka begitu cepat berlalu, jika mereka
pasti berlalu? Jika kita menyadari semuanya, menyadari bahwa setiap
menit, bahkan detik sangat berharga, mungkin tidak ada orang-orang yang
menghabiskan waktu dengan hal sia-sia.
Waktu yang
paling cepat berlalu adalah di satu tempat, di mana kita biasa bercanda,
bercerita, tertawa, menangis, jatuh cinta, patah hati, bahkan hal-hal
bodoh lain. Tempat di mana kita mengenal pertemanan, dimana kita
mengenal pribadi orang-orang yang berbeda, di mana kita mulai menyadari
seberapa keras kehidupan. Sekolah Menengah Atas. Sebuah sekolah yang
merupakan lanjutan dari Sekolah menengah pertama.
Entah
mengapa, tempat ini begitu berkesan, tidak seperti saat kita berada di
Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, atau mungkin Taman Kanak-Kanak.
Saat Sekolah Dasar, bukankah kita menjadi anak kecil yang biasa disebut
anak ingusan yang memandang hari untuk bermain? Dititik itu kita begitu
menikmati waktu yang mengalir, membiarkan detik, menit, bahkan jam
mengalir hanya untuk bermain, menangis karena hal sepele, atau
bertengkar dengan teman karena hal yang saat ini kita anggap begitu
sangat-sangat sederhana.
Saat di Sekolah Menengah
Pertama. Wajah lugu, dengan pengetahuan sedikit menjadi diri kita. Saat
berada di titik ini, begitu banyak hal baru yang kita kenal, seperti
cinta pertama, internet, social media, atau game-game online. Terkadang
kita menghabiskan waktu hanya untuk menangisi cinta pertama, atau cinta
segitiga yang mematikan semangat, kita terjerumus dalam social media,
mulai menjadi anak remaja yang berusaha menjadi kekinian , terjerumus
dalam situs-situs di internet yang bertebaran dengan manisnya, bahkan
menjadi pecandu game online.
Kita masih menjadi anak
SD, yang focus kepada kesenangan sesaat, focus pada apa yang ada di
hadapan kita bukan pada apa yang akan terjadi kedepan. Semua berubah
disini, di satu tempat yang selalu orang bilang paling berkesan. SMA!
Saat di mana tujuan mulai terbentuk, cita-cita berubah-ubah setiap
bulan smpai akhirnya berhenti disatu titik yang disebut “Goal”. Mulai
berlajar begitu giat, menyesal dengan apa yang kita lakukan di hari-hari
lalu, seakan-akan hari begitu pendek. Begitu banyak yang harus di
usahakan dengan waktu yang sempit.
Mulai berusaha
menjadi orang yang dewasa, mencari tahu tentang apa yang kita inginkan
dan apa yang kita butuhkan, bulan-bulan titik akhir perjuangan semakin
terasa dekat, ketakutan akan kegagalan berseliweran menghancurkan setiap
mimpi. Seakan-akan menjadi titik akhir kehidupan. Kehilangan waktu
bermain, kehilangan waktu untuk menjadi manusia yang kekinian. Tak apa,
ini proses. Satu tahun menjadi orang yang sunguh-sungguh tentunya akan
menjadikan sisa hidup dengan keberhasilan.
Untuk
teman- teman yang menjadi teman berjuang dititik ini, terimakasih.
Terimakasih sudah memotivasi, terimakasih sudah memberikan pelajaran
hidup. Secepatnya kita pasti berpisah, tapi pasti ada waktu dimana kita
akan kembali, kembali tersenyum, kembali tertawa dengan segala
keberhasilan. Berjuang Bareng yah!
Itulah
waktu, saat dirimu tidak punya tujuan,kau akan membiarkannya mengalir,
tanpa mencoba menyentuhnya, mencoba membuat setiap detiknya berarti.
Sampai saat ini, waktu tetap waktu, tidak berwujud, hanya bisa dirasakan
kepergiannya , hanya bisa disesali keterbuangannya. Beberapa orang
mengatakan yang lalu biarlah berlalu, yup. Seperti waktu pengalaman atau
kejadian tidak akan pernah kembali. Namun, satu hal. Tanpa masa lalu
tidak akan ada masa depan, karena apa yang kita lakukan saat ini
menentukan hidup kita, dua tahun kedepan, tiga tahun kedepan atau
bahkan berpuluh-puluh tahun kedepan.
Jangan biarkan waktu mengantarkan keberhasilanmu, tapi jemputlah setiap mimpi yang selama ini menjadi angan-angan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar